ALLAH itu merencanakan kehidupan kita wahai temanku sekalian, cuma kita harus memastikan ia masih di jalan yang betul atau tidak, di garis yang ALLAH redhai atau tidak, biarlah ALLAH yang menghalakan ke mana perjalanan kita. Asalkan jangan sampai terkeluar batas dan melanggar perintah ALLAH. InsyaALLAH jalan itu tidak akan membawa kita kepada kehancuran atau kerugian. Mungkin perjalanan itu tidak mungkin mudah dan penuh dengan kepayahan. Namun di balik segala kesusahan dan kepayahan yang kita lalui, satu hari nanti kita mungkin akan memanjatkan syukur bahawa ia merupakan satu nikmat atau hikmah buat kita. Musibah dan hikmah itu merupakan persepsi kita. Jika kita memahami kebaikan di dalam musibah, maka kita akan memanggilnya sebagai hikmah. Namun jika kita tidak mengerti akan kebaikannya maka kita akan memanggilnya sebagai musibah. Kita yang menentukan untuk melihat ia dari sudut musibah atau hikmah. Sebagai contoh jika kita ditinggalkan dan putus dalam percintaan, maka bersyukurlah. “alhamdulillah saya ditinggalkan”.. kerana diputuskan akhirnya si dia dinikahkan dengan orang yang lebih baik daripada kita. Syukurkan? Lah, katanya cinta sejati. Apa yang hari ini kita anggap sebagai kesulitan, kekalahan, musibah, pada satu hari nanti ketika kita faham kita akan mengatakan ia nikmat. Dengan satu syarat, apa jua yang kita lalui sekarang janganlah terkeluar dari jalan yang ALLAH redhai.
Semua ini rencana ALLAH yang kita tidak ketahui sekarang namun nanti apabila kita telah melihat hasilnya di kemudian hari, kita akan mengatakan “MasyaALLAH, ALLAH MAHA BESAR! yang telah mengatur hidupku sehingga kini.”
Rais Ahmad
Semua ini rencana ALLAH yang kita tidak ketahui sekarang namun nanti apabila kita telah melihat hasilnya di kemudian hari, kita akan mengatakan “MasyaALLAH, ALLAH MAHA BESAR! yang telah mengatur hidupku sehingga kini.”
Rais Ahmad
Ulasan